Jumat, 06 Mei 2016

Makalah Konsep dasar PAUD



1. 
PENGERTIAN,TEORI-TEORI, UNSUR-UNSUR PERUBAHAN SOSIAL PENDIDIKAN
Tugas ini untuk memenuhi mata kuliah
SosioAntropologi Pendidikan
Dosen pengampu: Dra. Sutarti, SE., MM.

Diusun oleh:
1.     Vivi Elita Yahya                 201531042
2.     Nurul Aini                            201531054
3.     Waskita Giri S                     201531069
BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2016
   
Pengertian PAUD
Menurut Mansur (2005: 88) anak usia dini adalah kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik. Mereka memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya. Pada masa ini merupakan masa emas atau golden age, karena anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dan tidak tergantikan pada masa mendatang.
Menurut Yuliani Nurani Sujiono (2009: 7) anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun. Usia ini merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak. Usia dini merupakan usia di mana anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Usia dini disebut sebagai usia emas (golden age). Makanan yang bergizi yang seimbang serta stimulasi yang intensif sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tersebut.
Undang-undang Nomor 20 Tahun  2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional  Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya  pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan  pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

2.      Tujuan PAUD
Tujuan PAUD yang ingin dicapai adalah untuk mengembangkan pengetahuan dan pemahaman orang tua dan guru serta pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan dan perkembangan anak usia dini. secara khusus tujuan yang ingin dicapai, adalah :
1.      Dapat mengidentifikasi perkembangan fisiologis anak usia dini dan mengaplikasikan hasil identifikasi tersebut dalam pengembangan fisiologis yang bersangkutan.
2.      Dapat memahami perkembangan kreatifitas anak usia dini dan usaha-usaha yang terkait dengan pengembangannya.
3.      Dapat memahami kecerdasan jamak dan kaitannya dengan perkembangan anak usia dini.
4.      Dapat memahami arti bermain bagi perkembangan anak usia dini.
5.      Dapat memahami pendekatan pembelajaran dan aplikasinya bagi pengembangan anak usia kanak-kanak.
Tujuan pendidikan anak usia dini secara umum adalah mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Secara khusus kegiatan pendidikan bertujuan agar:
  1. Anak mampu melakukan ibadah, mengenal dan percaya akan ciptaan Tuhan dan mencintai sesama. Contoh : pendidik mengenalkan kepada anak didik bahwa Allah SWT menciptakan berbagai makhluk selain manusia, seperti binatang, tumbuhan, dan sebagainya yang semua itu harus kita sayangi.
  2.  Anak mampu mengelola keterampilan tubuh termasuk gerakan-garakan yang mengontrol gerakan tubuh, gerakan halus dan gerakan kasar, serta menerima rangsangan sensorik (panca indera). Contoh: menari, bermain bola, menulis ataupun mewarnai.
  3. Anak mampu menggunakan bahasa untuk pemahaman bahasa pasif dan dapat berkomunikasi secara efektif yang bermanfaat untuk berpikir dan belajar. Contoh : ketika sudah melakukan pembahasan tema, diberikan kepada anak didik untuk bertanya atau menjawab isi tema yang telah diberikan.
  4.  Anak mampu berpikir logis, kritis, memberikan alasan, memecahkan masalah dan menemukan hubungan sebab akibat. Contoh : mencari pasangan gambar yang berkaitan dengan sebab akibat, lalu anak akan berusaha memecahkan masalah dan memberika alasan tersebut.
  5.  Anak mampu mengenal lingkungan alam, lingkungan sosial, peranan masyarakat dan menghargai keragaman sosial dan budaya serta mampu mengembangkan konsep diri, sikap postif terhadap belajar, kontrol diri dan rasa memiliki.
  6.  Anak memiliki kepekaan terhadap irama, nada, birama, berbagai bunyi, bertepuk tangan, serta menghargai hasil karya yang kreatif. Contoh : anak yang senang dan menyukai dengan musik, saat mendengar lagu maka akan segera mengikutinya, ataupun ketika diminta melanjutkan syair kedua hingga selesai, maka anak mampu melakukannya.

Selain itu, tujuan pendidikan anak usia dini adalah :
  1. Untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa.
  2. Untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah.
  3. Intervensi dini dengan memberikan rangsangan sehingga dapat menumbuhkan potensi-potensi yang tersembunyi (hidden potency) yaitu dimensi perkembangan anak (bahasa, intelektual, emosi, sosial, motorik, konsep diri, minat dan bakat)
  4. Melakukan deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangan potensi-potensi yang dimiliki anak.

3.      Hakekat PAUD
Pendidikan bagi anak usia dini adalah pemberian upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh dan pemberian kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan keterampilan anak. Pendidikan pada tahap ini memfokuskan pada physical, intelligence, emotional, social education. Sesuai dengan keunikan dan pertumbuhan anak usia dini maka penyelenggaraan pendidikan bagi anak usia dini disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Upaya PAUD bukan hanya dari sisi pendidikan saja, tetapi termasuk upaya pemberian gizi dan kesehatan anak sehingga dalam pelaksanaan PAUD dilakukan secara terpadu dan komprehensif.
Pendidikan anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses perawatan, pengasuhan, dan pendidikan pada anak dengan menciptakan aura dan lingkungan dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang memberikan kesempatan kepadanya untuk mengetahui dan memahami pengalaman belajar yang diperolehnya dari lingkungan, melalui cara mengamati, meniru, dan bereksperimen yang berlangsung secara berulang-ulang dan melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan anak. Oleh kerena anak merupakan pribadi yang unik dan melewati berbagai tahap perkembangan kepribadian, maka lingkungan yang diupayakan oleh pendidik dan orang tua yang dapat memberikan kesempatan pada anak untuk mengeksplorasi berbagai pengalaman dengan berbagai suasana, hendaklah memperhatikan keunikan anak-anak dan disesuaikan dengan tahap perkembangan kepribadian anak.
Menurut Bredecam dan Copple, Brener, serta Kellough (dalam Masitoh dkk., 2005) hakekat anak usia dini adalah sebagai berikut:
1.                  Anak bersifat unik.
2.                  Anak mengekspresikan perilakunya secara relatif spontan.
3.                  Anak bersifat aktif dan enerjik.
4.                  Anak itu egosentris dan emosi.
5.                  Anak memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak
hal. 
6.                  Anak bersifat eksploratif dan berjiwa petualang.
7.                  Anak umumnya kaya dengan fantasi.
8.                  Anak masih mudah frustrasi.
9.                  Anak masih kurang pertimbangan dalam bertindak.
10.              Anak memiliki daya perhatian yang pendek.
11.              Masa anak merupakan masa belajar yang paling potensial.
12.              Anak semakin menunjukkan minat terhadap teman.

4.      Jenis Satuan Pendidikan PAUD
Jenis satuan pendidikan PAUD di bedakan menjadi dua jalur yaitu:
1.      PAUD jalur Formal
Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk:
a.       Taman Kanak-Kanak (TK)
b.      Raudhotul Awal (RA)
TK (Taman Kanak-Kanak) dan  Raudhotul Awal (RA)adalah Bentuk satuan PAUD yang menyelenggarakan program bagi anak usia 4 sampai dengan 6 tahun secara lebih terstruktur. TK, RA, atau bentuk lain yang sederajat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki program pembelajaran 1 (satu) tahun atau 2 (dua) tahun.
2.      PAUD jalur Nonformal
Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk:
  1.  KB (Kelompok Bermain)
KB (Kelompok Bermain) adalah Bentuk satuan PAUD yang menyelenggarakan program bagi anak usia 2 sampai dengan 4 tahun dengan toleransi sampai dengan 6 tahun, jika di tempat tersebut belum tersedia layanan TK.
  1. TPA (Taman Penitipan Anak)
TPA (Taman Penitipan Anak) adalah Bentuk satuan PAUD yang menyelenggarakan program pendidikan dan pengasuhan bagi anak usia 3 bulan sampai dengan 6 tahun.

  1. SPS (Satuan PAUD Sejenis)
SPS (Satuan PAUD Sejenis) adalah Bentuk-bentuk layanan PAUD lainnya yang penyelenggaraannya dapat diinterintegrasikan dengan berbagai layanan anak usia dini yang ada di masyarakat seperti Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), BKB (Bina Keluarga Balita), TPQ (Taman Pendidikan Al-Qur'an), TAPAS (Taman Pendidikan Anak Soleh), SPAS (Sanggar Pendidikan Anak Soleh), Bina Anaprasa, PAK (Pembinaan Anak Kristen), BIA (Bina Iman Anak Katolik), dan semua layanan anak usia dini yang berada di bawah binaan lembaga agama lainnya; serta semua kelompok layanan anak usia dini yang berada di bawah binaan organisasi wanita/organisasi kemasyarakatan. Salah satu bentuk program SPS adalah Pos PAUD, yaitu program PAUD yang diintegrasikan dengan layanan Posyandu dan BKB.
Kelompok bermain, taman penitipan anak, dan satuan pendidikan anak usia dini yang sejenis menyelenggarakan pendidikan dalam konteks:
a.       Bermain sambil belajar dalam rangka pembelajaran agama dan ahlak mulia.
b.      Bermain sambil belajar dalam rangka pembelajaran sosial dan kepribadian.
c.       Bermain sambil belajar dalam rangka pembelajaran estetika.
d.      Bermain sambil belajar dalam rangka pembelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.
e.       Bermain sambil belajar dalam rangka merangsang minat kepada ilmu pengetahuan dan teknologi.

5.      Mengembangkan Pengendalian Diri anak PAUD
Pengendalian diri adalah kemampuan yang penting untuk dipelajari oleh anak-anak. Pengendalian diri menyangkut memiliki kendali seseorang atas tindakannya sendiri. Pengendalian diri juga berarti dapat membedakan mana yang benar dan mana yang tidak.
Anak-anak harus diajarkan pengendalian diri sejak usia dini sehingga mampu membuat pilihan-pilihan sendiri dalam bertindak dan bertanggung jawab atas tindakan mereka tersebut.
Mengajarkan kemampuan pengendalian diri kepada anak-anak akan membantu mereka bergaul dengan orang lain, membuat pilihan-pilhan yang bijaksana dan membuat mereka aman. Mengajarkan pengendalian diri dimulai dari dini dan merupakan proses yang tak pernah berhenti.
Orang tua yang bijak memahami bahwa tiap anak adalah individu yang memilki kehendak sendiri. Kehendak anak dan kebutuhannya untuk bertindak sesuai keinginannya sendiri harus berimbang dengan kebutuhan orang lain dan batasan-batasan pada diri kita untuk menjamin keamanan dan kelangsungan hidup.
Mengajarkan pengendalian diri kepada anak meliputi membantu mereka untuk:
·         Berpikir sebelum bertindak
·         Mengendalikan impuls
·         Mempertimbangkan konsekuensi yang akan diterima
·         Membuat pilihan yang aman dan dapat diterima

Strategi Umum dalam Mengajarkan Pengendalian Diri kepada Anak-anak:
Penting untuk memilih sasaran yang sesuai dengan usia anak. Untuk anak usia pra sekolah, sasaran yang tepat dapat meliputi tidak menyela pembicaraan dan tidak bertengkar dengan saudaranya. Beberapa strategi yang sering membantu anak-anak belajar bertingkah laku dengan pengendalian diri misalnya:
·         Time Out: Ajarkan anak-anak untuk melakukan jeda atau “time out” untuk menyingkir dari situasi dimana mereka merasa marah atau kesal.
·         Ajarkan dan berikan perhatian: Anak-anak dapat belajar menahan diri untuk tidak menyela pembicaraan orang lain dengan memperhatikan kapan orang lain tidak sedang berbicara sehingga mereka dapat bergabung. Pastikan bahwa anak cukup mendapat perhatian pada waktu yang tepat sehingga anak tidak merasa tidak diperhatikan dan menyela dengan tidak sopan.
·         Berikan penghargaan yang tepat: Anak-anak memerlukan umpan balik yang positif yang konsisten agar dapat belajar bertingkah laku yang baik. Pujian dan perhatian sangat berharga bagi anak seperti juga halnya waktu-waktu spesial bersama orang tua. Pastikan anak-anak anda tahu tingkah laku seperti apa yang anda harapkan dari mereka.
·         Gunakan aktivitas khusus yang dirancang untuk mengajarkan pengaturan diri: Orang tua dapat membantu mengajarkan anak-anak bahkan yang masil kecil (usia 5-8 tahun) cara-cara meningkatkan pengendalian diri dengan menggunakan aktivitas-aktivitas berikut ini. Cara-cara ini meliputi mengatasi situasi-situasi. Menginginkan sesuatu yang tidak dimiliki, memahami perasaan, dan mengendalikan kemarahan.



6.      Karakteristik Pembelajaran PAUD
Kegiatan pembelajaran pada anak usia dini, menurut Sujiono dan Sujiono (Yuliani Nurani Sujiono, 2009: 138) pada dasarnya adalah pengembangan kurikulum secara konkret berupa seperangkat rencana yang berisi sejumlah pengalaman belajar melalui bermain yang diberikan pada anak usia dini berdasarkan potensi dan tugas perkembangan yang harus dikuasainya dalam rangka pencapaian kompetensi yang harus dimiliki oleh anak. Atas dasar pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa pembelajaran untuk anak usia dini memiliki karakteristik sebagai berikut.
1.      Belajar, bermain, dan bernyanyi
Pembelajaran untuk anak usia dini menggunakan prinsip belajar, bermain, dan bernyanyi (Slamet Suyanto, 2005: 133). “Pembelajaran untuk anak usia dini diwujudkan sedemikian rupa sehingga dapat membuat anak aktif, senang, bebas memilih. Anak-anak belajar melalui interaksi dengan alat-alat permainan dan perlengkapan serta manusia. Anak belajar dengan bermain dalam suasana yang menyenangkan, Hasil belajar anak menjadi lebih baik jika kegiatan belajar dilakukan dengan teman sebayanya. Dalam belajar, anak menggunakan seluruh alat inderanya.” Kegiatan ini adalah kegiatan rutinitas bagi anak usia dini, kegiatan ini diselenggarakan di PAUD adalah untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal, bermakna dan menyenangkan.
2.      Pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan
Menurut Masitoh Pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan mengacu pada tiga hal penting, yaitu :
a.       berorientasi pada usia yang tepat.
b.      berorientasi pada individu yang tepat.
c.       Berorientasi pada konteks social budaya.
Pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan harus sesuai dengan tingkat usia anak, artinya pembelajaran harus diminati, kemampuan yang diharapkan dapat dicapai, serta kegiatan belajar tersebut menantang untuk dilakukan anak di usia tersebut. Manusia merupakan makhluk individu. Perbedaan individual juga harus manjadi pertimbangan guru dalam merancang, menerapkan, mengevaluasi kegiatan, berinteraksi, dan memenuhi harapan anak.
Selain berorientasi pada usia dan individu yang tepat, pembelajaran berorientasi perkembangan harus mempertimbangkan konteks sosial budaya anak. Untuk dapat mengembangkan program pembelajaran yang bermakna, guru hendaknya melihat anak dalam konteks keluarga, masyarakat, faktor budaya yang melingkupinya.
3.      Belajar Kecakapan Hidup
PAUD mengembangkan diri anak secara menyeluruh. Bagian dari diri anak yang dikembangkan meliputi bidang fisik-motorik, moral, sosial, emosional, kreativitas, dan bahasa. Dalam buku Selamet Suryanto, tujuan belajar kecakapan hidup ialah agar kelak anak berkembang menjadi manusia yang utuh yang memiliki kepribadian dan akhlak yang mulia, cerdas dan terampil, mampu bekerjasama dengan orang lain, dan mampu hidup berbangsa dan bernegara serta bermasyarakat.
Belajar memiliki fungsi untuk memperkenalkan anak dengan lingkungan sekitarnya. Belajar kecakapan hidup adalah salah satu cara mengasah kemampuan bertahan hidup. Hal tersebut adalah untuk membekali anak sebagai makhluk individu dan sosial dimasa yang akan datang.
4.      Belajar dari Benda Konkrit
Anak usia 5-6 tahun menurut Piaget (1972) adalah anak sedang dalam taraf perkembangan kognitif fase Pra-Operasional. Anak belajar dengan baik melalui benda-benda nyata. Pada tahap selanjutnya objek permanency sudah mulai berkembang. Anak dapat belajar mengingat benda-benda, jumlah dan ciri-ciriya meskipun bendanya sudah tidak ada.

5.      Belajar Terpadu
Pada Pendidikan Anak Usia Dini, pembelajaran diberikan secara terpadu, tidak belajar mata pelajaran tertentu. Hal ini didasarkan atas berbagai kajian keilmuan PAUD, bahwa anak belajar segala sesuatu dari fenomena dan objek yang ditemui. Pembelajaran terpadu dengan tema dasar tertentu dikenal dengan pembelajaran tematik.  Tema dasar dipilih dari kejadian sehari-hari yang dialami oleh sisiwa. Dalam tema dasar yang dipilih dikembangkan menjadi tema-tema yang banyak yang disebut unit tema. Pemilihan unit tema, didasarkan atas berbagai pertimbangan, seperti muatan kurikulum, pengetahuan, nilai-nilai, keterampilan, dan sikap yang ingin dikembangkan.



















Kesimpulan
Anak Usia Dini adalah kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik. Mereka memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya. Pada masa ini merupakan masa emas atau golden age, karena anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dan tidak tergantikan pada masa mendatang.
Pendidikan anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses perawatan, pengasuhan, dan pendidikan pada anak dengan menciptakan aura dan lingkungan dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang memberikan kesempatan kepadanya untuk mengetahui dan memahami pengalaman belajar yang diperolehnya dari lingkungan, melalui cara mengamati, meniru, dan bereksperimen yang berlangsung secara berulang-ulang dan melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan anak. Oleh kerena anak merupakan pribadi yang unik dan melewati berbagai tahap perkembangan kepribadian, maka lingkungan yang diupayakan oleh pendidik dan orang tua yang dapat memberikan kesempatan pada anak untuk mengeksplorasi berbagai pengalaman dengan berbagai suasana, hendaklah memperhatikan keunikan anak-anak dan disesuaikan dengan tahap perkembangan kepribadian anak.







DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas, Kurikulum Hasil Belajar Pendidikan Anak Usia Dini, Depdiknas, Jakarta, 2002.
Mansur. 2009. Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suyadi. 2011. Manajemen PAUD. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sujiono, Yuliani Nurani.2009.Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT INDEKS.
            .